ICW Minta Yudhoyono Ganti Hendarman Supandji

VIVAnews - Indonesian Corruption Watch (ICW) meminta Presiden Susilo Bambang Yudhonyono, untuk melakukan pergantian terhadap Jaksa Agung pada masa jabatan 2009 - 2014.

Wakil Ketua ICW, Emerson Yunto berpendapat, kejaksaan di bawah Jaksa Agung Herdarman Supandji, belum berhasil menjadikan pemberantasan korupsi sebagai prioritas utama.

"Itu bila presiden memiliki pandangan kedepadan mengenai penanganan kasus korupsi," ujar Emerson di kantor ICW, Minggu 6 September 2009.

Selama ini kejaksaan tidak serius menangani kasus korupsi dan reformasi kejakasaan berjalan lambat dan hasilnya masih sangat jauh dari harapan.

Hal ini berdasarkan evaluasi yang dilakukan ICW dari segi kualitas  penanganan kasus korupsi.

Selama 2008, ICW telah melakukan evaluasi terhadap sejumlah daerah pemantaun bersama LSM di daerah. Terpantau sekitar 275 korupsi atau dengan tersangka 270 orang.

Dari kasus korupsi itu, kejaksaan hanya memproses 25 orang level manager atau hanya 3,5 persen aktor utamanya.  Sementara level manajemen ada 510 orang atau 70,8 persen dan level bawah 30 orang atau 18,1 persen.

"Ada sekitar 40 kasus kakap yang tidak tuntas oleh kejaksaan agung," ujar Emerson lagi.

Kasus tersebut antara lain, korupsi skandal bank bali yang merugikan negara Rp 904 miliar dan beberapa kasus yang telah disidik sejak 2008 dan hingga kini belum tuntas.

Mengenai pengembalian uang negara, yang dilakukan kejaksaan agung sejak 2008 hingga maret 2009, hanya sebanyak Rp 3,627 trilian dan sementer satu tahun 2009 Rp 1,1 triliun.

Sedangkan audit BPK dan laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) menyatakan, perdesember 2007 saja kas negara yang belum disetorkan Rp 7,72 triliun.

Terhambatnya penangan kasus Jaksa Ester Tanak dan dua rekannya juga terabaikan karena terkait izin dari jaksa agung.

Sementara rekomendasi ICW untuk jaksa agung harus memiliki itikad kuat dalam penangan korupsi.

Menuruk koodinator bidang hukum dan monitoring peradilan ICW, Illian Deta Artasari, orangnya yang bersih berkualitas dan komitmen memberatas korupsi secara tegas dan berani.

"Kami tidak tentukan dari mana asalnya. Tapi tidak hobi SP3 dan mengantung kasus," ujar Illiani Artasari.

BI Bolsters Rupiah Stability with Interest Rate Hike to 6.25 Percent
Ilustrasi sugar baby bersama sugar daddy.

Indonesia Jadi Penghasil Sugar Daddy Terbanyak ke-2 di Asia Tenggara

Sugar daddy ini merupakan seorang pria dewasa kaya dan mapan, yang gemar jalin hubungan dengan wanita lebih muda darinya dan senang memenuhi segala kebutuhannya tersebut.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024